Jumat, 27 Mei 2011

AKSI MAHASISWA DI DALAM MEDIA MASSA SEBAGAI MOTOR PENGGERAK BANGSA


Mahasiswa dalam aktifitas kesehariannya di Kampus tidak lepas dari kegiatan tulis menulis, terutama mahasiswa dari jurusan sosial. Mahasiswa selalu disibukkan oleh tugas-tugas seperti paper, makalah, atau proposal yang kesemuanya berhubungan dengan tulisan. Dengan adanya tugas akhir skripsi sebagai prasyarat kelulusan jenjang Strata 1 (S1), maka munculah mata kuliah yang berhubungan dengan metode penelitian dan penulisan ilmiah. Tidak diragukan lagi, seluruh mahasiswa merupakan individu yang pandai menulis. Terkait dengan penuliasn, mahasiswa biasanya memiliki banyak pemikiran, aspirasi, dan pendapat yang menggunung dalam kepala. Keseharian yang banyak berkutat dengan buku-buku mata kuliah dan kebutuhan akan berita menjadi bagian penting dalam rutinitas mahasiswa yang memunculkan berbagai macam ide yang seolah-olah akan meledak keluar. Hal yang paling efektif dilakukan oleh mahasiswa dalam mengeluarkan ide dari dalam kepalanya adalah melalui tulisan. Dengan daya intelektual seorang mahasiswa yang masih muda dri segi usia, pada umumnya ide yang dituangkannya dalam tulisan merupakan ide-ide segar, penuh inovasi, dinamis, dan fleksibel. Tidak hanya terpaut pada satu bidang ilmu atau topik saja, mahasiswa jaman sekarang disokong oleh teknologi yang memudahkan dalam mengakses berita dan ilmu pengetahuan, produktivitasnya akan tulisan pun meningkat dan relatif memiliki ruang dan sudut pandang yang lebih luas dibandingkan dengan mahasiswa-mahasiswa terdahulu yang pada masanya terhalang oleh hambatan dalam teknologi.

Media massa membangun opini publik

Pada masa globalisasi teknologi sekarang ini, aksesibilitas masyarakat terhadap media sangatlah mudah. Media massa bisa diakses secara cetak maupun elektronik. Kebutuhan akan berita dari media massa pun seolah menjadi kebutuhan pokok dalam keseharian masyarakat Indonesia. Media-media seperti televisi, radio, internet, surat kabar, dan majalah pun banyak diserbu oleh masyarakat yang haus akan berita. Karena itulah, media massa sekarang ini berlomba mencari berita, menata tampilan fisik semenarik mungkin untuk mendapatkan rating konsumen setinggi-tingginya. Masyarakat pun sebagai konsumen pada umumnya tertarik karena hal itu. Masyarakat cenderung memilih media yang terkenal, memiliki nama besar , dan memiliki citra terpercaya. Maka munculah persaingan pasar diantara media massa yang mendorong segala upaya untuk mendongkrak rating konsumen. Media massa berusaha menampilkan berita, artikel yang menarik minat masyarakat, menyajikan berita sejelas, setajam, dan seakurat mungkin. Marshall McLuhan, seorang sosiolog Kanada mengatakan bahwa ”media is the extension of men”. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka media massa menjadi sarana dalam memberikan informasi dan melaksanakan komunikasi. Secara tidak langsung, dengan makna keberadaan media itu sendiri, maka media menjadi sarana dalam upaya perluasan ide dan pemikiran terhadap kenyataan sosial.¹ Media massa sebagai penyaji berita yang menyediakan segala informasi yang diinginkan masyarakat menjadi agen penentu dalam membangun opini masyarakat, karena pada dasarnya komunikasi itu proses interaksi sosial, yang digunakan untuk menyusun makna yang membentuk citra tersendiri mengenai dunia dan bertukar citra melalui simbol-simbol.² Dalam konteks tersebut, media memainkan peranan penting untuk konstruksi realitas sosial.

Beberapa waktu lalu media ramai memberitakan agresi militer Israel di Palestina. Seluruh dunia menyaksikannya melalui media massa. Dari berbagai belahan negara, setiap masyarakat di dalamnya memiliki opini dan sudut pandang masing-masing. Beberapa negara ada yang mendukung agresi Israel, ada pula yang menghujat, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang menghujat sepak terjang Israel di Palestina. Karena kesadaran solidaritas sesama negara berpenduduk muslim, pada umumnya masyarakat Indonesia memiliki sudut pandang negatif terhadap Israel. media massa pun menyajikan berita yang sesuai dengan keinginan masyarakat di Indonesia.

Mungkinkah objektif atau subjektif, apabila ada sebuah media massa di Indonesia yang menyajikan artikel mengenai dukungan terhadap agresi militer Israel, pastilah artikel tersebut akan mendapatkan hujatan yang sama dari masyarakat. Pada saat pemilu berlangsung, banyak partai politik dan caleg-caleg yang memanfaatkan media massa untuk menaikkan citra di depan rakyat, dan cara itu memang ampuh. Media massa yang menayangkan citra baik sang Caleg dengan tampilan yang semenarik dan sedramatis mungkin bisa merebut hati rakyat. Media pun menjadi lahan untuk kampanye dalam usahanya membangun opini publik. Inilah peran vital dari media massa, yaitu membangun opini publik.

Berbagai kejadian dimana pun dan apa pun itu bisa dikupas oleh media. Hukum kebebasan pers membuat media bisa menyajikan berita apa saja untuk diinformasikan kepada masyarakat luas. Sehingga dapat pula sebuah media menyajikan informasi yang membodohi publik, asalkan laku dijual apa pun bisa menjadi sebuah artikel karena sikap masyarakat Indonesia yang cenderung tertarik akan berita berbau sensasi. Media yang profesional merupakan komponen penting untuk kestabilan negara demokrasi yang majemuk. Sebagai ‘kekuatan keempat’/fourth estate, media adalah ‘pelindung demokrasi, pembela kepentingan umum… menyingkapkan penyelewengan wewenang pemerintah dan membela hak-hak demokratis warga negara’.³ Itulah fungsi yang sebenarnya dari sebuah media massa, bukan menyeleweng atas nama kebebasan pers di era pesta demokrasi ini. Mungkin sulit menuntut media untuk bisa membangun opini publik yang benar-benar objektif. Maka disinilah peran mahasiswa dalam menyikapi masalah ini. Mahasiswa sebagai kaum intelektual merupakan penentu tertinggi yang sanggup membangun bangsa ini.

Media massa sebagai sarana membangun bangsa

Mahasiswa memiliki ide dan pemikiran-pemikiran brilian yang penuh inovasi sangat tepat menjadi tokoh pembangun bangsa. Akan tetapi, keseluruhan ide dan kecerdasan intelektual mahasiswa harus tersampaikan kepada masyarakat. Maka sarana penyampai informasi yang tepat adalah melalui media massa.

Karena peran media massa yang sangat besar dalam pembentukan opini publik, maka sudah sejatinya aksi mahasiswa dapat memanfaatkan peluang-peluang di media massa dalam melakukan advokasi kebijakan publik. Proses dalam public share inilah yang seharusnya lebih dimaksimalkan oleh aksi mahasiswa agar aksi mahasiswa lebih efektif dalam mencapai tujuan-tujuan aktifitasnya. Mahasiswa dengan intelektualitasnya dapat mengkritisi setiap isu-isu terhangat yang sedang terjadi maupun isu yang telah atau diprediksi akan terjadi. Mahasiswa yang mampu mengamalkan tri dharma perguruan tinggi, membangun bangsa lewat media massa.

Mahasiswa dapat menulis informasi secara bertanggung jawab, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, memajukan tata pemerintahan yang partisipatif dan transparan, dan mengungkapkan keluhan-keluhan masyarakat. Melalui media massa, mahasiswa dapat menyuarakan kebenaran atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Mahasiswa dengan setiap kegiatan dan aktivitas organisasi di Kampus dapat memberikan sumbangsih melalui tindakan nyata dan penginformasian kepada masyarakat sesuai dengan tindakan yang telah diperbuat. Ilmu pengetahuan yang diperoleh di universitas sepantasnya dibagi kepada masyarakat. Alangkah baiknya setiap ada kejadian atau isu apa pun segera dikritisi oleh mahasiswa dan ditindak lanjuti oleh sebuah tulisan persuasif untuk menggerakkan publik dan menanamkan nilai-nilai pengetahuan yang positif untuk membangun bangsa ini.

Memulai untuk membangun bangsa lewat tulisan

Bagi mahasiswa menulis itu mudah. Mahasiswa di setiap aktivitasnya di bangku kuliah berkutat dengan tulisan, essay, paper, atau makalah tidak akan menemui masalah berarti apabila dihadapkan di depan komputer untuk memulai menulis. Pada umumnya kendala terletak pada kesibukan dan mood untuk memulai menulis. Memang, menyuarakan langsung semua ide dan inspirasi lebih mudah dibanding menuangkannya ke dalam tulisan. Tapi, media paling mungkin bagi mahasiswa untuk membagi pengetahuan dan ide-idenya hanya melalui tulisan. Setiap tulisan yang memiliki nilai positif dan pengetahuan harus diinformasikan. Topik apa pun bisa dijadikan tulisan, mulai dari ranah penelitian ilmiah, politik, budaya, lifestyle, kegiatan organisasi, sampai kegiatan kampus pun dapat disusun menjadi sebuah tulisan yang bermanfaat. Lewat tulisan-tulisan mahasiswa yang memiliki kesadaran membangun bangsa, kita bisa membawa bangsa ini bergerak menuju arah positif yang bermanfaat dalam membangun masyarakat. Kita sebagai mahasiswa dapat memanfaatkan peran dari media massa yang mampu membentuk opini publik, maka tugas kita sebagai mahasiswa adalah membangun opini publik yang positif, membagi pengetahuan, mencerdaskan bangsa ini, meluruskan semua penyimpangan dari isu-isu terkini. Karena peran generasi muda yaitu mahasiswalah yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk membawa bangsa ini bergerak bangkit menuju kemajuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar