Jumat, 27 Mei 2011

MAHASISWA PENCINTA ALAM UNIVERSITAS INDONESIA (MAPALA UI) SEBAGAI MEDIA PEMBENTUK KARAKTER PEMUDA DAN PENGAMALAN TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI








Oleh: Muhammad Al-Mujabudda’wat, M-829-UI

Keberadaan perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam usaha pengembangan masyarakat. Proses perubahan sosial di masyarakat yang begitu cepat, menuntut agar kedudukan dan fungsi perguruan tinggi itu benar-benar terwujud dalam peran yang nyata. Pada umumnya peran perguruan tinggi itu diharapkan tertuang dalam pelaksanaan Tri dharma perguruan tinggi, yaitu: dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dengan dharma pendidikan, perguruan tinggi diharapkan melakukan peran pencerdasan masyarakat dan transmisi budaya. Dengan dharma penelitian, perguruan tinggi diharapkan melakukan temuan-temuan baru ilmu pengetahuan dan inovasi kebudayaan. Dengan dharma pengabdian masyarakat, perguruan tinggi diharapkan melakukan pelayanan masyarakat untuk ikut mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Melalui dharma pengabdian pada masyarakat ini, perguruan tinggi juga akan memperoleh feedback dari masyarakat tentang tingkat kemajuan dan relevansi ilmu yang dikembangkan perguruan tinggi itu.
Organisasi mahasiswa pencinta alam tumbuh dan berkembang di dalam naungan perguruan tinggi atau universitas. Organisasi semacam ini pertama kali dipelopori oleh Mapala UI yang berdiri sejak tahun 1964, yang berawal dengan nama Mahasiswa Pencinta Alam Fakultas Sastra Universitas Indonesia atau Mapala Prajnaparamita, lalu berganti nama menjadi Mapala UI di tahun 1970. Setelah Mapala UI berdiri, banyak organisasi-organisasi terbentuk yang bergerak di bidang yang sama dengan mengutip nama “Pencinta Alam” di berbagai institusi-institusi pendidikan baik universitas maupun sekolah menengah.
Mapala UI terbentuk di kalangan pergaulan mahasiswa tahun 60-an yang pada saat itu terjadi pergolakan politik, ialah Soe Hok Gie M-007-UI, seorang aktifis mahasiswa yang banyak menulis kritik mengenai politik pemerintahan pada masa itu memiliki ide untuk mengajak teman-teman mahasiswa sepergaulannya untuk membentuk organisasi pencinta alam. Tujuan dari organisasi ini mencakup tiga hal, yaitu:
Pertama, memupuk patriotisme yang sehat di kalangan anggotanya. Hal ini dapat tercapai dengan mengenal alam dan rakyat dari dekat. Tekad yang mendasari pendirian organisasi ini adalah suatu keyakinan bahwa patriotisme yang sehat tidak mungkin timbul dari slogan-slogan, indoktrinasi-indoktrinasi, ataupun poster-poster. Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi yang aktif dari seseorang melalui hidup di tengah-tengah alam dan rakyat Indonesia pada umumnya. Adalah hal yang mustahil, bahwa cinta tanah air dapat timbul melalui jendela-jendela bis atau mobil mewah.
Kedua, mendidik para anggota, baik mental maupun fisik. Sebab seorang kader yang baik adalah kader yang sehat jasmani dan rohaninya. Disini juga ditekankan aspek edukasi tanah air secara aktif dari dekat.
Ketiga, untuk mencapai semangat gotong royong dan kesadaran sosial.
Selama 46 tahun Mapala UI berdiri, Mapala UI telah mengukir banyak prestasi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Prestasi di tingkat nasional maupun internasional telah berhasil di raih oleh Mapala UI. Salah satunya adalah pendakian puncak-puncak gunung tertinggi di dunia. Mapala UI adalah organisasi sipil pertama di Indonesia yang berhasil mencapai puncak tertinggi di Indonesia yaitu Carstensz Pyramid (4.884m) di pegunungan Jayawijaya, Papua tahun 1972. Selain itu, Mapala UI juga adalah organisasi pertama dari Indonesia yang mencapai puncak gunung Kilimanjaro di Tanzania Afrika tahun 1985, gunung Chimborazo di Ekuador tahun 1988, gunung Mount Cook di Selandia Baru tahun 1989, gunung Mc. Kinley di Alaska tahun 1989, gunung Elbrus di Russia tahun 1990, gunung Aconcagua di Argentina tahun 1993, dan tergabung dalam Ekspedisi Everest Indonesia 1997. Selain pendakian gunung, Mapala UI juga aktif di berbagai penelitian dan riset. Pada tahun 1973, Mapala UI bersama TV Melbourne dan Monash University melakukan penelitian dan pendokumentasian Carstensz Glacier dan komunitas satwa dan alam Papua. Tahun 1975 Mapala UI mengadakan latihan nasional mengenai lingkungan hidup, tahun 1978 melakukan penelitian mengenai pengaruh ketinggian pada pendaki gunung, tahun 1981 melakukan penelitian terhadap pegunungan salju khatulistiwa, tahun 1997 melakukan penelitian terumbu karang Wallace operation, dan hingga saat ini Mapala UI terus aktif di bidang penelitian dan riset mengenai alam dan lingkungan hidup. Penelitian terakhir Mapala UI di tahun 2010 adalah pemetaan Goa Sangkulirang di Kalimantan bersama Waseda University, Jepang dan penelitian serta pembuatan film dokumenter mengenai ekosistem danau Sorowako di Sulawesi. Mapala UI juga kerap kali dimintai bantuan oleh beberapa stasiun televisi untuk guiding acara mengenai petualangan. Saat ini tim dari Mapala UI tengah melakukan guiding untuk TVone ke Carstensz Pyramid, Papua.
Mapala UI juga aktif di bidang tanggap bencana. Mapala UI selalu siaga 24 jam terhadap permintaan bantuan relawan tanggap bencana maupun operasi search and rescue. Pada bulan februari-April 2005, Mapala UI Bekerjasama dengan UNHCR, UNICEF, dan WHO dalam berbagai penelitian dalam rangka rekonstruksi Aceh pasca tsunami. Data pemetaan dan data statistik mengenai lingkup wilayah dan total kerusakan di Aceh pasca tsunami yang disusun oleh tim Mapala UI digunakan secara masal oleh organisasi-organisasi bantuan dunia termasuk PBB dan bahkan kerap kali nama Mapala UI disebut-sebut dalam acara berita di televisi internasional. Pada februari 2007, Mapala UI menyalurkan bantuan sejumlah lebih dari 140 juta rupiah dari para donatur kepada para korban banjir Jakarta. Hingga sekarang Mapala UI terus aktif melayani dan menyalurkan bantuan kepada korban bencana maupun permintaan bantuan dari masyarakat sekitar, Mapala UI selalu siap siaga.
Sesuai dengan namanya, yaitu pecinta alam yang berorientasi terhadap kepedulian lingkungan, Mapala UI juga aktif bergerak di bidang pelestarian dan konservasi lingkungan hidup serta pemberdayaan masyarakat. Kegiatan-kegiatan seperti penanaman pohon, seminar lingkungan hidup, dan penelitian ekowisata di berbagai taman nasional sudah menjadi program rutin Mapala UI dari tahun ke tahun. Mapala UI juga selalu mendapat undangan utama dari berbagai institusi aktifis lingkungan maupun kementrian lingkungan hidup dan kerap kali diminta untuk menjadi fasilitator pembicara. Contohnya, pada bulan Juni 2010, divisi selam Mapala UI mengadakan seminar World Oceans Day dalam rangka memperingati hari laut sedunia dengan bertemakan ”Save the Sharks.”
Mapala UI juga berupaya untuk mengembangkan potensi yang ada di masyarakat dan menggalang dukungan dari berbagai pihak dalam upaya pelestarian lingkungan dan bakti sosial. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan yaitu Keorganisasian Masyarakat dan Pembentukan Kelompok Tani dengan diselingi aksi penanaman pohon untuk lebih menegaskan tujuan pelestarian lingkungan dari pembentukan kelompok tani. Pada tahun 2008, Mapala UI bekerjasama dengan Ditjen PHKA Departemen Kehutanan, ESP-USAID bersama Yayasan Prakarsa mencanangkan model desa konservasi di desa Cinagara dan desa Tangkil. Kegiatan ini melibatkan pihak yang berkepentingan dalam pelestarian Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGGP) dan Taman Nasional lainnya. Mapala UI menggandeng jaringan Mapala se-Jabodetabeka untuk turut mendukung program ini. Akhirnya dilangsungkan acara yang dibungkus dengan nama “Temu Mapala se-Jabodetabeka: Peningkatan Peran Universitas dan Mahasiswa Dalam Pengembangan Desa Konservasi di Daerah Penyangga Taman Nasional” pada tanggal 7 Mei 2008, di Ruang Irjen Dephut, Gedung Manggala Wanabakti. Pasca acara pertemuan Mapala se-Jabodetabeka di Departemen Perhutanan, maka segeralah melaksanakan aksi turun ke lapangan seperti, Aksi Damai Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Mapala Se-Jabodetabeka “Alam Kita, Hidup Kita: Air dan Udara Bersih Untuk Indonesia Bangkit”. Bentuk aksi yang disepakati oleh kawan-kawan antara lain: aksi longmarch menggunakan masker dari FK UI Salemba – Kramat Raya – Tugu Tani – Medan Merdeka Selatan – Bundaran HI - UBK; iringan Ondel-Ondel dengan menggunakan masker; pembagian bibit pohon; pembagian masker dan stiker; teatrikal/happening art; penurunan baliho di HI/Jembatan Tosari.
Pada bulan agustus 2008, Mapala UI, Mapala se-Jabodetabeka, dan masyarakat setempat melakukan aksi penanaman pohon dan penyusunan rencana bakti lingkungan di desa penyangga TNGGP yaitu di Kampung Gunung Batu, Desa Tangkil, Kecamatan Caringin, Bogor – Jawa Barat. Selain aksi penanaman juga ada dialog antara kawan-kawan Mapala dengan masyarakat serta pemberian buku-buku pertanian dan bacaan anak yang ke depannya diharapkan dapat berkembang menjadi pusat belajar masyarakat kampung Gunung Batu yang hampir 70% masih belum bisa membaca. Acara tersebut merupakan tindak lanjut dari aksi lingkungan Mapala Se-Jabodetabeka yang membawa isu air dan udara bersih. dalam kegiatan tersebut, beberapa organisasi Mapala yang hadir telah berkomitmen untuk melakukan tindak lanjut kegiatan yang bertujuan mengembangkan masyarakat kampung Gunung Batu dan rehabilitasi lahan kritis di dalam kampung serta di wilayah TNGGP yang berbatasan langsung dengan kampung. Pengumpulan permasalahan masyarakat dan lingkungan di Kampung Gunung Batu sudah dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat itu sendiri. Sementara untuk kegiatan-kegiatan ke depan yang diupayakan dapat mengatasi permasalahan yang ada sedang dalam proses penyusunan bersama.
Mapala UI dalam menjalankan program-programnya memiliki bidang yang menangani pengurusan pendanaan dan dana usaha. Selain dana pembiayaan dari pihak Rektorat Universitas, belakangan Mapala UI mendapatkan dana dari DIPA. Mapala UI juga menerapkan iuran bulanan kepada anggotanya. Untuk program khusus, Mapala UI mencari sponsor untuk pendanaan. Program dana usaha yang dijalankan oleh Mapala UI hampir semuanya dijalankan, seperti penerbitan buku, menjual produk, guiding perjalanan, pengerjaan jasa vertical service, bahkan menjadi talent untuk bintang iklan pun dijalankan asalkan pencarian dana usaha tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang diterapkan oleh pihak universitas. Contoh pengumpulan dana terbesar Mapala UI diantaranya pemecahan rekor MURI, Vertical Bowling pertama di Indonesia di tahun 2006, dan jasa Vertical Service di sejumlah gedung seperti : Apartemen Summit, Tugu Monas, Gedung German Centre Indonesia, Hotel Acacia, Grha XL, Gedung Bank Mega dan lain-lain. Peluang terbesar dari Mapala UI adalah, organisasi Mapala UI memiliki nama besar dan telah banyak dikenal sehingga selama ini Mapala UI tidak banyak menemui kesulitan masalah pendanaan dan pencarian sponsor.
Mapala UI sebagai organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bawah naungan universitas merupakan organisasi yang lengkap. Mapala UI tidak hanya bergelut di bidang organisasi, olahraga, atau pengetahuan seperti UKM lainnya di UI, contohnya BEM yang lebih banyak beraksi di bidang pembelajaran organisasi, UKM sepak bola misalnya yang hanya menggeluti bidang olahraga yang melatih fisik dan jasmani mahasiswa, atau UKM Suara Mahasiswa yang mengembangkan minat mahasiswa dalam menulis. Mapala UI sebagai UKM tertua di UI mengembangkan minat anggotanya dengan lengkap. Anggota Mapala UI ditempa oleh latihan fisik, kesehatan jasmani dan mental yang di harus dipenuhi oleh penggiat aktifitas alam bebas atau outdoor activity, di oraganisasi ini pula mahasiswa tidak hanya bergelut perihal pembelajaran organisasi dan kepemimpinan, mahasiswa akan banyak terjun ke daerah dan alam sehingga memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan hidup yang tentu saja tidak akan didapat dari bangku kuliah. Sebelum dilantik menjadi anggota Mapala UI, mahasiswa-mahasiswa calon anggota diberikan berbagai pelatihan Basic Organization Skill dan Basic Outdoor Skill hampir selama satu tahun lamanya. Karena banyaknya program yang dijalankan oleh Mapala UI, penerimaan anggota baru dilakukan setiap rentang waktu 2 tahun agar dapat mencetak regenerasi penerus organisasi yang berkualitas.
Mapala UI mencetak mahasiswa yang sehat, cerdas, dan kuat bukanlah sekedar istilah semata. Mapala UI dibangun oleh mahasiswa-mahasiswa Universitas Indonesia yang notabene sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia yang menyeleksi calon mahasiswanya dengan ketat dari puluhan ribu pendaftar dari seluruh penjuru negeri ini, secara otomatis anggota Mapala UI adalah mahasiswa pilihan yang memiliki daya intelegensia dan intelektualitas di atas rata-rata. Selain itu mahasiswa-mahasiswa anggota Mapala UI sudah melewati masa pelatihan dan pendidikan sepanjang hampir satu tahun lamanya selama statusnya masih sebagai calon anggota Mapala UI. Masa pendidikan di Mapala UI yang begitu panjang sangat menuntut mahasiswa untuk memiliki komitmen yang kuat agar bisa bertahan hingga dilantik. Latihan fisik rutin yang biasa dilakukan anggota Mapala UI tanpa disadari menjadi sebuah kebiasaan dan kesadaran sendiri bagi tiap-tiap anggotanya, sehingga anggota Mapala UI memiliki tingkat kesehatan jasmani dan VO2max di atas rata-rata mahasiswa-mahasiswa UI. Banyak sekali mahasiswa yang pada mulanya lemah, mudah sakit, memiliki penyakit kambuhan seperti asma misalnya, berubah menjadi mahasiswa dengan kualitas fisik seperti atlit. Mapala UI menerapkan persyaratan standar kesehatan dan ketahanan fisik untuk calon anggota yang dilantik. Standar yang diterapkan menyamai standar fisik seorang atlit olahraga disertai latihan muscle strenght sebagai pembentuk kekuatan masa otot. Memang kedengarannya standar yang berat, akan tetapi standar tersebut pasti bisa tercapai oleh mahasiswa yang pada awalnya memiliki fisik lemah sekali pun, karena sistem pelatihan kesehatan jasmani Mapala UI menerapkan metode-metode kesehatan medis dan faal.
Proses pendidikan dan pelatihan di Mapala UI yang panjang membentuk tali ikatan kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat. Setiap anggota Mapala UI mengenal sifatnya masing-masing, dan muncul istilah ’saling pengertian’ di antara anggotanya. Hal itu muncul karena Anggota Mapala UI telah mengalami berbagai pengalaman-pengalaman bertemu dengan banyak orang dan hidup di alam bebas yang sulit sekali pun. Sehingga sistem keanggotaan Mapala UI adalah seumur hidup, tidak ada perbedaan antara yang tua maupun yang muda. Mungkin itulah rahasia kesuksesan Mapala UI hingga saat ini. Mahasiswa-mahasiswa UI yang telah berhasil melewati masa pendidikan dan pelatihan di Mapala UI akan menjadi pribadi yang berbeda dari awal mula mendaftar Mapala UI sampai dilantik menjadi anggota. Setelah dilantik menjadi anggota Mapala UI, mahasiswa menjadi pribadi yang berbeda dan istimewa dibanding mahasiswa-mahasiswa UI lainnya. Pengalaman saya pribadi, diri saya mulai dari yang tadinya mudah sakit-sakitan, sekarang memiliki VO2max >50 yang artinya selevel dengan stamina atlit sepakbola professional, dan memiliki badan yang atletis. Selain dari segi fisik, saya juga merasa menjadi lebih dewasa, dan lebih tenang dalam menyikapi masalah. Selama aktif di Mapala UI saya banyak merasa begitu kecil dihadapan alam, semakin mencintai kebesaran dan kekayaan alam Indonesia, saya juga melihat berbagai masyarakat dalam mengikuti program-program bantuan bencana Mapala UI. Saya memiliki pengetahuan mengenai kepengurusan organisasi, menangani proyek dan program kegiatan besar, materi navigasi darat, pemetaan, vertical rescue, EFR dan lainnya. Sepanjang bermain di Mapala UI, saya pun terjun dalam berbagai pertemuan-pertemuan penting dan bertemu serta berbincang dengan orang-orang besar, seperti Menegpora, Menteri kebudayaan, Rektor Universitas Indonesia, Duta besar, Tokoh-tokoh kepencinta alaman, artis-artis Indonesia, dan lain-lain. Saya menemukan pengalaman-pengalaman yang luar biasa di Mapala UI yang tentu saja tidak akan dapat dijumpai di organisasi lain. Rasanya Mapala UI telah membentuk kepribadian saya menjadi lebih baik. Mapala UI yang kabarnya mengganggu waktu kuliah mahasiswa adalah sama sekali tidak benar. Saya sendiri mendapatkan Indeks Prestasi (IP) terbaik bahkan ketika saya aktif di berbagai program kegiatan Mapala UI, IP saya malah semakin meningkat mungkin disebabkan karena selama aktif di Mapala UI saya menjalani kegiatan sehari-hari dengan lebih ceria dan jasmani yang sehat.
Walaupun proses pendidikan dan pelatihan untuk calon anggota Mapala UI cukup panjang, Mapala UI tidak pernah kekurangan anggota, bahkan selalu kelebihan peminat. Peminat yang mendaftar Mapala UI setiap periodenya selalu lebih dari 200 orang dengan jumlah anggota yang dilantik tidak lebih dari 60 orang. Hal itu mungkin karena organisasi ini dianggap spesial dan eksklusif karena menawarkan daya tarik yang berbeda dari organisasi-organisasi lainnya. Mapala UI memiliki berbagai kegiatan yang fun, karena Mapala UI terdiri dari 4 divisi, yaitu divisi panjat tebing, divisi telusur Goa, divisi arung jeram, dan divisi selam. Selain itu, Mapala UI juga menerbitkan majalah bernama JEJAK yang terbit setiap 3 bulan sekali. Majalah ini mengangkat tulisan mengenai isu-isu lingkungan hidup disertai gambar foto yang mendekati fotografi professional. Majalah ini tidak hanya didistribusikan di wilayah Kampus UI dan sekitarnya akan tetapi didistribusikan juga ke berbagai universitas dan organisasi pecinta alam dengan gratis. Jadi, tepat dikatakan Mapala UI adalah organisasi yang lengkap, karena selain bisa jalan-jalan menyalurkan hobi, mahasiswa juga bisa belajar menulis untuk majalah, serta aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
Mapala UI sebagai media organisasi untuk mengembangkan minat dan kepribadian mahasiswa yang merupakan pemuda-pemudi sebagai aset negara, lewat kegiatan-kegiatannya turut serta dalam mengamalkan tri dharma perguruan tinggi. Dengan kata lain Mapala UI sukses mencetak social entrepreneur muda berkualitas yang mencintai alam dan bangsanya, bangsa Indonesia.

2 komentar: